Chatting Jahiliyah

Dalam perjalanan pulang saya teringat awal pergaulan saya dengan chatting, beberapa tahun lalu. Waktu itu saya belum lama bersentuhan dengan dunia maya dan hal tercanggih yang bisa saya lakukan adalah mengirim dan menerima email, serta ber-"selancar". Setelah beberapa kali teman-teman saya menyinggung soal chatting dan "bawel" saya memutuskan untuk mencari tahu cara chatting dan menggali informasi mengenai mIRC.

Omong-omong, chatting pertama saya justru bukan via program mIRC, melainkan pada sixdegrees. Pernah dengar? Pernah lihat? Pernah pakai? Sekedar informasi, situs ini -- yang sekarang muncul kembali setelah mati suri bertahun-tahun -- boleh dibilang embrio Friendster, dengan konsep yang -- waktu itu -- persis sama: menghubungkan satu pengguna dengan pengguna lain ala MLM. Tapi menurut saya tampilan sixdegrees senior ini lebih canggih daripada bentuk Friendster mula-mula. Di samping bulletin board, sixdegrees juga menyediakan feature semacam kotak pesan (saya lupa namanya, tapi pendeknya tempat pengguna lain bisa menitipkan pesan untuk kita.), dan ruang wicara dengan pilihan HTML maupun Java. Saya terang pilih Java yang lebih kaya rona dengan macam-macam emoticon. Seingat saya hampir tidak ada orang Indonesia lain yang menjadi pengunjung tetap ruang wicara sixdegrees. Dan meskipun sixdegrees kemudian lenyap dari peredaran, saya memperoleh dua teman baru, seorang India dan seorang Malaysia, yang sampai bertahun-tahun kemudian masih kerap menyapa lewat media obrolan lain atau email. Sang India, Murali, menelepon dari Dubai untuk mengucapkan selamat tahun baru, dan beberapa bulan lalu mengirimkan undangan pernikahannya ke saya. Sampai sekarang dia masih memanggil saya dengan sebutan favoritnya: "Pretty". (Tentunya ini menjadi sebutan favorit saya juga, soalnya tidak ada orang lain yang memanggil saya Pretty, hehehee...). Si orang Malaysia? Hm. Pertemanan kami putus setelah satu insiden yang tidak suka saya sebutkan di sini.

Pertama kali saya masuk #bawel, saya bingung dan merasa tersisih. Para chatter, yang jumlahnya ratusan, kelihatannya sudah saling kenal dengan baik. Saya mengetikkan kalimat pembuka, dan tidak ada satupun yang membalas. Semua percakapan berlangsung sangat cepat.

Setelah beberapa lama coba sana-sini, ada tiga kanal yang kemudian menjadi tempat parkir tetap saya: #ungu, #violet, dan #asiacafe2, semuanya di dalnet. Saya iseng-iseng masuk #ungu semata-mata karena saya memang suka warna itu. Ternyata chatter di sana tidak sebanyak di #bawel, dan setiap orang menyambut saya dengan ramah. Demikian juga di #violet (tempat saya bermain scramble... wah, rasanya sudah lama sekali!), dan #asiacafe2, yang isinya rata-rata orang Malaysia (saya tidak kapok berteman dengan orang Malaysia kok). Kopi darat sudah pernah saya lakukan beberapa kali, dengan teman-teman #ungu. Saya bahkan masih ingat beberapa di antara mereka walaupun sudah bertahun-tahun tidak bertemu lagi di alam maya maupun nyata: Acel alias Nopai yang cantik (nama aslinya Novi), Ponai yang orang Cirebon, Iblis Pemetik Bunga alias Dezigh alias Sofyar yang ternyata memang sangat kocak, Angel yang masih ABG, Irene "Reinheardt" yang tomboy, Tono yang lama tinggal di Houston dan super cuek serta gemar berdiskusi politik, dan Brian, satu-satunya ex-#ungu yang relatif sering bertemu dengan saya lama setelah kanal itu praktis tidak ada lagi. Dan Andi "Belutz" yang tidak pernah saya temui secara fisik, tapi menjadi teman bicara tetap, dan sekarang juga seorang blogger yang cukup aktif.

Kanal asiacafe2 juga memberikan kesan yang cukup dalam buat saya. Saya rasa saya termasuk yang tertua di antara mereka, mengingat banyak di antara mereka yang masih kuliah, sedangkan saya waktu itu sudah bekerja. Toh itu tidak menghalangi saya untuk menikmati keriaan dengan mereka. Saya mengambil peran gadis centil dengan kerap merayu-rayu seorang chatter lain yang memakai nama "Dark". Dark (saya tidak bisa ingat nama aslinya) biasanya membalas dengan kalimat pedas menolak habis-habisan, sementara saya tidak putus asa "mengejar". Saya selalu memanggil Dark dengan sebutan afektif, sementara Dark menyebut saya "Crocodile". Drama demikian rupanya menjadi hiburan tersendiri bagi kami semua, sehingga saya dan Dark menjadi nominator pasangan "AsiaCafe King and Queen" tahun itu. Apa deskripsi mereka tentang saya? "Caranita: she is a cute Indonesian who always tries to get her hands on him...". Betul, "Caranita" adalah nama chatting yang selalu saya pakai di jaman jahiliyah itu.

Tidak heran kan kalau saya benar-benar menikmati chatting. Lah wong langsung dianggap bagus, hehehehe...

Lewat media chatting lain yang sempat sangat populer, ICQ, saya memperoleh kawan-kawan baru juga. Ingat kan bunyi "e-ow!" waktu seseorang mengirim pesan ke kita? Perkenalan saya dengan seorang sobat baru saya, Victor, dimulai dengan pesan "e-ow!"-nya yang berbunyi: "Mau ngobrol gak? Gue lagi bosen nih." Balasan positif dari saya mengawali keakraban kami yang sudah mencapai usia lebih dari dua tahun.

Setelah menjadi veteran dunia obrol maya, dan seiring dengan pertambahan usia, saya menjadi bosan dengan kanal-kanal mIRC. Apalagi setelah banyak hal menarik lain bermunculan: Yahoo Messanger, Friendster, Slate dan blog. Tapi ada kalanya juga saya, waktu pikiran sedang berat, masuk ke salah satu kanal untuk menghibur diri beberapa menit. Dengan memakai nickname menggiurkan tentunya, seperti "ce_gatel_pengen" atau "ce_HBL_cari_co". Mudah diduga, dalam hitungan detik, serentak 20 jendela pesan pribadi muncul dengan beragam pesan. Ada yang terang-terangan menembak: "Mau ML?", meninggalkan nomor telepon genggamnya, atau yang masih sopan menggunakan kalimat standar: "Apa kabar? A/s/l".

Ada saat-saat saya merindukan waktu-waktu lalu, ketika chatting masih menjadi salah satu hiburan utama. Dan kangen dengan teman-teman virtual saya.

Namun kini tinggal tanya
Di mana mereka
Aku bertanya
Di mana mereka
Kuharap s'lalu
Bahwa saat ini mimpi mereka telah terwujud

Dan kadang datang resahku
Adakah mereka juga bertanya
Di mana diriku....

Saya ingin tahu apakah teman-teman mIRC saya ini juga membuat blog. Saya ingin mendengar kabar mereka. Mereka bagian dari saat-saat ringan yang paling menyenangkan buat saya.

6 comments:

Anonymous said...

emang g awalnya nulis ky gitu ya? g aja ga inget, hehehe... yg g inget pas lg chat tiba2 listriknya mati, pas nyala g lgsg ngirim imel ke elo..

Anonymous said...

ya iyalah! ngapain juga gw ngarang2! *finger crossed*

Anonymous said...

Gue ngerasain cyber love dari chating ;-)

imponk said...

jangan kebanyakan chatting lho, gak baik buat kesehatan :D

Pojok Hablay said...

sama euy, jadi teringat jaman dulu kala juga. hihihihi

Anonymous said...

cyber love.....ooohhhh....hiks hiks..