Blog Archive

Tadi pagi dateng kartu Natal dari simbok di Blitar. Dengan ejaan yang banyak salah, tulisan miring dan beda2, simbok menyampaikan doanya "semoga ibuk sekeluarga diberkati Tuhan yang pengasih dan simbok juga baik-baik aja sekarang sudah tenang sudah tinggal di rumah karena anak2 sudah punya rumah sendiri2" (yup, tanpa titik koma, begitulah!).

Mbok Wasinah memang selalu penuh perhatian. Sejak dia tidak bekerja lagi di rumah Surabaya, dia secara rutin mengirimkan surat atau kartu Natal. Waktu tau mama sudah lebih lama tinggal di Jakarta daripada di Surabaya, dia pun mencari alamat kami lewat saudara yg menempati rumah kami di sana.

Kemarin malam anak perempuan mbok Wasinah (aku lupa namanya) menelepon mama dari tempat kerjanya, international call straight from Singapore! Dan itu hanya untuk mengucapkan selamat Natal pada mama. Padahal sebagai seorang pembantu rumah tangga, mungkin dia harus menggunakan telepon umum untuk melakukan sambungan internasional itu ke rumah.

Mama jadi sentimentil dan mengulang2 cerita itu pada semua orang yang bersedia mendengarkan. (Dan berhubung di rumah cuma ada papa & aku, gampang ditebak toh siapa yang harus sediain telinga???). Kartu Natal simbok dipajang di ruang tengah.

Waktu aku cerita ke adikku, dia ketawa. "Coba pas di Surabaya, mama ngomel mulu karena simbok makannya suka banyak gak kira2". Keindahan memang lebih nyata lewat jarak. Karena itu juga mungkin kita kerap hanya bisa mengingat kebaikan-kebaikan orang yang sudah meninggal, hehehehe...

Liburan perayaan memang berefek jelek buat berat badan, apalagi berat badan-KU yang emang sudah bikin timbangan bete, hehehhee... Makanan di mana2, dan orang memaklumi kalau intake lebih besar dari outflow hehehe...

Mungkin tips dari MSN Fitness ini bisa berguna (iya kan, paling tidak gw udah berusaha mencari tips ini!).

Eating Tips

Good things come in small packages. Here's a trick for staying satisfied without consuming large portions: Chop high-calorie foods like cheese and chocolate into smaller pieces. It will seem like you're getting more than you actually are.
(Comment: This hardly worked. I felt less guilty eating more of them bcz I kept thinking that they were in smaller portions!)

Don't give up dips. If you love creamy dips and sauces, don't cut them out of your diet completely. Just use low-fat sour cream and mayo instead of the full-fat stuff.
(Comment: Definitely a "failer", because I don't like sour cream and mayo. I LOVEEEEEEEE cheese!)

Get water-wise. Make a habit of reaching for a glass of water instead of a high-calorie snack. It will help your overall health as well as your waistline. Add some zest with a twist of lemon or lime.
(Comment: iya, yang ada juga kembung!)

Herb it up. Stock up your spice rack, and start growing a small herb garden in your kitchen window. Spices and herbs add fantastic flavor to foods without adding fat or calories.
(Comment: yeah, but they increase the tendency of EATING more!)

Slim down your soup. Make a big batch of soup and refrigerate it before you eat it. As it cools, the fat will rise to the top. Skim it off the surface for reduced fat content.
(Comment: good idea. is it also applicable for cream soups?)

Doggie-bag that dinner. At restaurants, ask the server to put half your entrée in a doggie bag before bringing it to your table. Putting the food away before you start your meal will help you practice portion control.
(Comment: it's way easier here to ask for two plates, and we simply put half our entree on that other plate! but will it look impolite/etiquetteless?)

Listen to your cravings. If you're craving something sweet, eat something sweet - just opt for a healthier nosh, like fruit, instead of a high-calorie one. The same goes for crunchy cravings - for example, try air-popped popcorn with soy sauce instead of high-fat tortilla chips. It's just smart substitution!
Ease your way into produce. If you're new to eating lots of fruits and veggies, start slowly. Just add them to the foods you already enjoy. Pile veggies on top of your sandwiches, or add fruit to your cereal.
(Comment: adding veggies on top of ubi goreng doesnt sound right... cheese is a more perfect choice! hehehe...)

Look for high-fat hints. Want an easy way to identify high-calorie entrees? Keep an eye out for these words: au gratin, parmigiana, tempura, alfredo, creamy and carbonara, and enjoy them in moderation.
(Comment: what if these words were written in chinese alphabeticals????)

Don't multitask while you eat. If you're working, reading or watching TV while you eat, you won't be paying attention to what's going into your mouth - and you won't be enjoying every bite. Every time you sit down for a meal, sit down. Chew slowly and pay attention to flavors and textures. You'll enjoy your food more and eat less.
(Comment: chew slowly, pay attention to flavors... what flavor? the longer you chew, the worse it tastes, actually!)

Taste something new. Broaden your food repertoire - you may find you like more healthy foods than you knew. Try a new fruit or vegetable (ever had jicama, plantain, bok choy, starfruit or papaya?).
(Comment: papaya is like fruit de la fruit in our family. I hate it. Other family members love it. Yuck.)

Leave something on your plate at every meal. One bite of bagel, half your sandwich, the bun from your burger. See if you feel satisfied eating just a bit less.
(Comment: no comment)

Get to know your portion sizes. It's easy to underestimate how much you're eating. Don't just estimate things - make sure. Ask how much is in a serving, read the fine print on labels, measure your food. And learn portion equivalents: One serving of pasta, for instance, should be around the size of a tennis ball.
(Comment: who would have time to make this long list????)

Make a healthy substitution. Learn to swap healthier foods for their less-healthful counterparts. Find a substitution that works for you: Use skim milk instead of whole milk; make up a batch of brownie mix with applesauce instead of oil; try a whole-grain bread instead of white.
(Comment: yeah, but the fattening ones taste better!)

Bring lunch to work. Packing lunch will help you control your portion sizes. It also provides a good alternative to restaurants and fast-food joints, where making healthy choices every day can be challenging (not to mention expensive).
(Comment: only if you pack healthy food)

Have some dessert. You don't have to deny yourself all the time. Have a treat that brings you pleasure, but this time enjoy it guilt-free - be sure you're practicing portion control, and compensate for your indulgence by exercising a little more or by skipping your afternoon snack.
(Comment: skipping afternoon snack? ... er... well...)

Ask for what you need. Tell your mother-in-law you don't want seconds. Ask your sweetie to stop bringing you chocolates. Speak up for the salad bar when your coworkers are picking a restaurant for lunch. Whatever you need to do to succeed at weight loss, ask for it. Make yourself a priority and assert yourself.
(Comment: does this mean we have to have a "sweetie"???)

Christmas time!!!!!

Sudah dua tahun belakangan ini, sejak peristiwa pemboman beberapa gereja di malam Natal tahun 2000, gereja-gereja dijaga ketat oleh polisi dan tentara. Who knows, mungkin di daerah-daerah tertentu (penduduk/pengunjung mayoritas keturunan China) bahkan dikawal panser.

Memang rasa "aman" relatif lebih besar, karena ada dukungan dari berbagai pihak terhadap hak kami untuk beribadah dan memuji Tuhan, termasuk dari teman-teman di Muhammadiyah dan NU (?)

Tapi di sisi lain ini menyedihkan, karena Natal seolah-olah tidak lagi menjadi milestone perdamaian dan pendamaian.

Oleh sekelompok orang, Natal dijadikan lambang ketakutan. Ketakutan masyarakat Kristen akan keselamatan badan jasmaniah mereka (manusiawi, tapi sebenarnya menunjukkan bahwa sekali lagi, kita lebih takut pada manusia yang bisa membunuh daging daripada takut kepada Tuhan yang dapat membinasakan roh).

Ketakutan yang lain, adalah ketakutan yang publikasinya dimanipulasi. Misalnya berbagai gembar-gembor kristenisasi dengan pembagian supermie, dsb.

Dari pengalamanku selama 31 tahun menjadi orang Kristen, kami tidak membagikan kasih SEMATA-MATA untuk mengkristenkan orang. Kalau begitu, justru akan merendahkan kekristenan itu sendiri, karena eksesnya adalah: ketika seseorang atau sekelompok orang sudah dikristenkan, maka tugas kami sudah selesai.

Berbagi kasih adalah perintah Tuhan. Mengkristenkan orang, atau tepatnya membuat orang percaya pada Kristus, adalah bagian dari kasih, karena kami percaya bahwa keselamatan itu hanya ada pada Kristus. Tapi seandainya yang bersangkutan tidak bisa percaya, maka kami juga TIDAK BERHAK untuk memaksakannya. Itu sudah yurisdiksi Tuhan. Tapi keengganan orang itu untuk percaya TIDAK menjadi justifikasi bagi kami untuk menghentikan pembagian kasih kami kepada orang (-orang) itu. Sama seperti kami juga tidak berhak untuk mengerasi orang-orang yang berpaling dari Tuhan untuk berpindah ke kepercayaan lain.

Hanya Tuhanlah yang berhak menjadi hakim.

Memang sudah banyak yang sepakat bahwa penekanan pada perbedaan agama bukan berangkat dari semata2 perbedaan itu sendiri, melainkan dari upaya-upaya kelompok tertentu untuk memperoleh kekuasaan. Tapi bila upaya tersebut berhasil, tentu ada sebabnya. Kecemburuan sosial? Mungkin sudah saatnya kepada mereka yang mayoritas diperlihatkan saudara-saudara kami yang hidup di bawah garis kemiskinan...





Kemarin malam ke acara halal bihalal sekaligus "reuni" ikatan alumni SMA gw (perhatikan, kalo masih menyebut sekolah menengahnya dengan "SMA" berarti sudah meninggalkan sekolah itu minimal 5 tahun!), bareng dengan 2 temen kantor yang alumni juga, Abel n Yomi.

Despite all kehebohan kita, udah sejak seminggu sebelumnya ngebicarain itu, belum lagi milis organisasi (atau forum?) yg rame banget, ternyata.... well, not really bad, actually, it was just kind of lame, bcz most of the attendees were OLD!!!! (duh, kasar ya istilah gw... di kantor aja pensiunan dipake nama "purnakarya"). class of '60... '65.... '81... u name it! udah gitu mereka udah pada saling kenal, dan langsung ngelompok. kalo gak salah sih orang2 ini emang cukup aktif di ikatan alumni sma gw cabang jakarta.

setelah keliling dan secara sepihak ngajak kenalan beberapa orang yang mukanya cukup "muda", atw nekat melototin name tag orang2 untuk cari tahu dia/mereka angkatan berapa, atw dikenalkan oleh mas eka yang jadi moderator milis (makasih loh mas!), beberapa alumni angkatan 90-an akhirnya membentuk kelompok sendiri. tadinya abel udah banggain diri jadi angkatan yg paling muda (dia '94, gw n yomi '91), tapi ternyata anak-anak "kecil" (cieeeee.... udah ngerasa tua nih!) yang lain malah angkatan '97-'98 gitu. wakakakakak.... :))))

sebenarnya bagus juga loh kegiatan ikatan alumni sma ku itu. selain kumpul-kumpul (yang terutama dilakukan para angkatan "purnakarya"), juga ada usaha yang dijalankan oleh yayasan. hehehehe.... tapi gitu2 waktu datang kita masih pada ditarikin duit.... cepek... jangan2 buat danain door prize nya????

kembali ke soal angkatan 90-an... selain ngumpul2, saling tukar kartu nama, kita juga rame2 pulang lebih cepet, hahahahaha...

besoknya di milis anak2 yg gak dateng pada ribut minta moderator upload kan foto2. moga2 foto2 kita yg lumayan banyak itu diupload juga, hehehehe... centilnya gak abis2... narsis pula (iya, kan seneng liat diri sendiri!).

apakah gw bakal aktif di organisasi itu? bisa iya, bisa enggak sih...

tapi target utama sekarang ini ya... posting! hehehehe....

Kalo ngeliat blog nya orang2 lain... wuih... keren2!!! Gimana caranya ya bisa bikin gitu? Yaa... harus belajar, hehehehe... males dehhhh...

Semalaman ini nyari partiturnya Havah Nagilah (untuk SATB), tapi gak dapet2! Susah euy!!! Mo minta lewat milis indonesian choral lovers, membership gw masih dipending! Bikin bete....

Gotta join a choir now!!! NOW!!!!

Kak Poppy ngirim message lewat MSN, dan akhirnya kita ngobrol berjam2 di cyberway, bertukar gosip2 kantor dan keluarga.. tapi terutama gosip kantor, hehehehe...

PART II

Saddam Hussein akhirnya tertangkap. Tertawa gembiralah Bush, Blair, Howard, dan konco2nya. Apalagi kanselir Jerman dan presiden Perancis juga memberi selamat.

Yang lucu, tidak ada perlawanan dari Saddam. Mungkin dia sudah capek, mungkin juga itu bukan Saddam. Soal test DNA? Gampang dipalsukan!

PART I

Sebagian besar hari ini dihabiskan buat pengucapan syukur untuk sidi salah seorang keponakan gw. Acaranya sendiri digelar di rumah seorang oom nya (keponakan gw ini anak dari sepupu gw yg cewek, oom nya ya berarti kakaknya ipar gw itu) di jalan cendana, yg kebetulan rumahnya guedhe sak arat2...

kita terkagum2 dan jadi norak di sekitar rumah yang cantik itu. maklum lah, mayoritas kami kan belom pernah muncul di "Indonesian Tatler"! sebelum kebaktian mulai, kebanyakan kita yg muda2 ngumpul di gazebo samping kolam renang, sementara yg rada tua2 lebih seneng dalam rumah yg pake ac. maklum, udaranya lagi panas!

kebetulan anak perempuan tunggal yg punya rumah baru saja membuat berita karena lagi hangat2nya berpacaran dengan seorang bintang sinetron muda ganteng. wah, heboh semua deh waktu si bintang ikut kebaktian di tempat itu. bapak2 melirik ingin tau, ibu-ibu dan cewek2 yang lebih muda melirik pengen berfoto bareng.. sayangnya sampe kebaktian selesai en mereka berdua harus pergi, cita2 foto bareng itu gak pernah kesampean, hehehehe....

Dalam perjalanan pulang dari Pekanbaru kemarin siang/sore, aku melihat gambar di Kompas dengan tulisan di bawahnya yang menerangkan mengenai satu event di mana Presiden Megawati dan Taufik Kiemas duduk semeja dengan Wakil Gubernur Propinsi ... di China (lupa nama propinsinya), Dubes China, pengusaha Tong Djoe, dan pengusaha The Nien King, yang oleh Kompas ditulis: debitur BPPN.

Gambar itu sungguh menggelitik, terutama buatku yang merasa heran mengapa orang nomor satu di negara ini ditempatkan bersama-sama dengan pejabat yg bila di Indonesia paling-paling setingkat eselon II. Kenapa bukan Menteri Ekonomi, atau bahkan Gubernur Propinsinya sendiri yang datang??? Atau kalaupun terpaksa kedua pejabat itu tidak bisa hadir, ya wagubnya jangan di meja presiden dong! Dubes ok lah, karena Dubes kan mewakili kepala negaranya.

Di samping itu, kesediaan Megawati untuk duduk dengan pengusaha "debitur BPPN", alias pengutang kelas kakap yang katanya gak bisa bayar utang tapi masih bisa beli Jaguar, lebih buat malu lagi.

Aku teringat perbincanganku dan teman2 dengan seorang pejabat Sekwilda Pekanbaru kemarin, mengenai ekspor pasir. Beberapa dari kami sempat mengemukakan sinyalemen sejumlah media massa mengenai keterlibatan Pemda Riau atas terus berlangsungnya akitifitas penjualan pasir ke Singapura. Bapak pejabat Sekwilda tersebut membantah tuduhan itu, dan menekankan bahwa peran para pengusaha besar ("PENGUSAHA BESAR") sangat dominan dalam upaya-upaya menggolkan kebijakan yang memperbolehkan ekspor pasir laut. Pemda Riau, menurut beliau, sangat menentang kegiatan ini untuk dua alasan: pertama, kerusakan lingkungan (abrasi) yang diakibatkannya; kedua, tidak ada keuntungan finansial yang mengalir ke Pemda Riau (kecuali mungkin untuk beberapa "oknum").

Kami sama2 memahami bahwa keterbatasan ruang gerak para pihak yang prihatin (dengan kepentingan yang berbeda2 tentunya) lebih banyak karena campur tangan dari "Teuku Umar".

Susah emang kalo yang jadi pemimpin gak punya kenegarawanan dan visi. Kira2 terpikir tidak ya oleh mereka bahwa ekspor pasir kita yang terus menerus ke Singapura akan berdampak pada pengurangan wilayah kita? Dalam beberapa tahun terakhir ini, garis pantai Singapura sudah maju kurang lebih 20 meter. Apa kasus Sipadan-Ligitan mau diulang? (walaupun Sipadan-Ligitan sih sebenarnya memang bukan wilayah kita dari dulu) Hm.. ini isu yang bisa diangkat buat Pemilu nih. Sayang sudah terlambat buat mendaftarkan partai baru, hehehehe...