Ketika status "bebas" dilepaskan, kemanusiaan pun harus diserahkan...

Sesungguhnya saya tidak tahu hendak diberi judul apa posting saya kali ini, karena tulisan ini berangkat dari reaksi pribadi saya ketika membaca reportase Dinda di LP Lowokwaru di Malang. Walaupun saya sudah menuliskan komentar saya, rasanya kok kurang puas bila unek-unek saya tersebut tidak saya gelar sekalian di ranah maya saya.

Begini. Si kecil cabai rawit itu bercerita bahwa ketika dia dan bosnya mewawancarai seorang sumber berita yang menjadi penghuni LP tersebut, mereka harus melakukannya di sebuah ruang "khusus pasangan" untuk memperoleh sedikit privasi. Rupanya yang disebut ruang khusus pasangan adalah ruangan di mana para napi dan pasangannya bisa menyalurkan hasrat bersayang-sayangan.

Jangan membayangkan bahwa ruangan itu terbagi atas bilik-bilik kecil yang dapat digunakan masing-masing napi dan pasangannya untuk penumpahan kebutuhan biologis mereka (walaupun cuma sampai batas tertentu). Oooo, tidak! Para napi dan pasangannya dipersilakan untuk mencari sudut masing-masing dan memanfaatkannya semaksimal mungkin. Mau berbincang saja, boleh, tapi lebih dari itu juga tidak dilarang. Tidak heran bahwa berbagai aksi keintiman yang terjadi di tempat tersebut sempat mengacaukan konsentrasi ibu wartawati kita.

Saya memang belum pernah berkunjung ke penjara, dan barangkali keterkejutan saya membaca cerita Dinda boleh ditafsirkan sebagai pengabaian terhadap apa yang terjadi di sekitar saya. Beragam sumber informasi telah menyajikan kepada saya berbagai gambaran menyeramkan tentang kondisi di dalam sebuah lembaga yang notabene berfungsi sebagai alat mengkoreksi kepribadian para pelaku tindak kriminal (baik yang terbukti maupun yang tidak). Dan bagaimana individualitas harus dilupakan.

Tapi tidak pernah terpikir oleh saya bahwa untuk hal yang sifatnya sangat pribadi pun sang napi harus rela memperolehnya secara kolektif.

Buat saya, pengaturan demikian sama juga dengan pengebirian kemanusiaan, baik terhadap sang napi maupun pasangannya. Terlepas dari kesalahan yang telah dilakukan sang napi. Dan yang menyedihkan saya, hal ini dilegalkan.

Saya rasa pada dasarnya para napi -- dan terutama pasangan-pasangannya -- tidak ada yang rela jadi tontonan gratis seperti itu. Hanya, apa boleh buat, tidak ada jalan lain, kecuali bersedia berselibat secara total. Dan setelah beberapa lama barangkali rasa risih terpinggirkan. O ya, saya tentunya tidak senaif itu mengasumsikan bahwa dalam masyarakat kita perilaku intim di tempat publik ditabukan sama sekali -- kita toh bisa melihat insiden cium-mencium dan seterusnya di bioskop atau arena-arena keriaan malam. Namun semuanya kan daerah "remang-remang", artinya tanpa sorotan sinar yang kuat *nyengir lebar*.

Sekarang andaikanlah kita berada pada posisi sebagai pasangan napi. Setelah kita ber"panas-panas" ria, waktu sejam yang ditentukan sudah habis, kita merapikan rambut dan pakaian yang kusut *hmm, heheh...*, kemudian kita keluar dari ruangan diiringi tatapan tidak saja pasangan kita, tapi mungkin juga napi lain, serta penjaga penjara (ya, walaupun istilahnya "LP" tetap saja esensinya penjara kan?). Kalau saya, rasanya seperti ditelanjangi. Dan saya bayangkan, kondisi seperti itu menyuburkan perilaku melecehkan. Hih, saya tidak mau berpikir lebih jauh ah *merinding*.

Sebenarnya banyak kok yang bisa dilakukan untuk memfasilitasi penyaluran hasrat perkasihsayangan *apa coba?* para napi. Buat bilik sederhana dari papan-papan tripleks, ditutupi kain, plastik, atau apalah. Ya seperti bilik untuk mencoba pakaian di toko-toko busana. Atau sediakan ruang khusus, yang demi alasan keamanan bolehlah tidak berjendela, tapi cukup dengan satu lubang ventilasi. Atur jadwal kunjungan pasangan. Mungkin kelihatannya seperti motel atau bahkan bordil. Tapi rasanya lebih manusiawi daripada dipasangkan di tempat terbuka seperti sekarang.

Kehilangan status "bebas" seharusnya tidak berarti kehilangan status sebagai manusia. Dengan memanusiakan para napi, logikanya mental mereka lebih disiapkan untuk menghadapi masyarakat sekiranya satu saat nanti mereka memperoleh kesempatan itu lagi.

Huh, saya tahu, saya terlalu utopis.. Dan persoalan yang ada di luar sana masih terlalu banyak...

Teh Vina Rules!

I just found out that this radio station is organizing Vina Panduwinata's solo concert in celebrating their fourth anniversary.

Huhuhu.

Forget the much hyped, way more publicized, and definitely glamorous Java Jazz -- I'd go for Vina anytime. She has the character, in all terms: voice, stage performance, personality. She was all over the '80s, the 90's and her magical charm still works on the younger generation of the 21st century. Her songs have been rearranged, resung and she clearly inspires many leading Indonesian songstresses. During her golden (or platinum?:p) years, every female singer -- top charters and wannabes -- were so Vina-ish.

And I practically grew up to her songs. Since the days of Di Dadaku Ada Kamu until Aku Makin Cinta, they'd marked the stages of my life.

As a tribute to her, here's one of her hits that I usually sing *ehm* whenever I get the chance, hehehe..

Genggamlah tanganku ini
Dan peluklah daku sekali lagi
Kuingin kau s'lalu dekat denganku

Lihatlah mataku ini
Agar kau mengerti betapa diri ini
Sangat mengagumi dan menyayangimu

Katakanlah, Sayang, bahwa kau hanya milikku
Dan diriku ini selalu menjadi milikmu

Kau s'lalu di hatiku, 'ku ada di hatimu
Oh kau dambaan hidup, 'ku s'lalu di hatimu
Satu di dalam nada cinta

Dua cahaya bersemi
Dan menjadi satu di dalam cinta
Semoga 'kan abadi 'tuk selamanya...

(Satu Dalam Nada Cinta)

I know, the lyrics are helpless *sigh*, but the tunes are still awesome and get you taken!

Way to go, Teh Vina!

The Game of Love

I'm not interested in playing the game of love. Too few to gain, and everything important is at stake. My happiness, for a start. Why should I involve myself in a competition which risks desperation, broken hearts, enduring sadness... and everybody is actually losing?

Nah.

PS. The keyword here is "competition". Not "love" itself.

I stabbed a prostitute because I hate school!

Now, now, before you guys decide to take my name off your friends' list, assuming I'm a psycho, let me tell you that this whole "violent" crap is a Friendster's Bulletin material. Got it from one of my nieces and only God knows how she obtained it. But it's so wickedly funny, I couldn't resist putting it here though those of you who happen to be in my Friendster's network would've received it. (But here there are a few changes).

The title above is the result of combining altogether the following sentences from each category:

First, write down the sentence of your birth month

January- I wrestled
February- I slapped
March- I murdered
April- I looked at
May- I had sex with
June- I slept with
July- I laughed at
August- I stabbed
September- I shot
October- I made love to
November- I masturbated with
December- I crapped

Now, pick the day of your birth

1. A prostitute
2. An Asian
3. A woman with thick moustache
4. A drunken homeless
5. Santa Clause
6. A playboy bunny
7. A married mom
8. My stuffed bunny
9. Your mom
10. A playboy bunny
11. A football player
12. The devil
13. My Lettermans Jacket
14. My teacher
15. The Rock
16. A DVD player
17. A pencil sharpener
18. The phone
19. My computer
20. A pornstar
21. The tape measurer
22. The lamp
23. The "Lurah"
24. Governor Schwarzenegger
25. Mr. Incredible
26. A transvestite
27. A goat
28. Your hot sister
29. George Bush
30. A tape recorder
31. The printer

Then the first letter of your last name

A- Because I like chocolate
B- Because I was bored
C- Because my pants were on too tight
D- Because I am a homosexual
E- Because I had a frying pan
F- Because I didnt get any presents for
Christmas
G- Because I like eggs
H- Because the world will end tomorrow
I- Because I slit my wrists
J- Because I dont have a bf/gf
K- Because I like football
L- Because I love slumber parties
M- Because I was masturbating
N- Because my heart is two sizes too small
O- Because fruit cakes fly
P- Because Im lonely
Q- Because my parents fight a lot
R- Because Im horny
S- Because I Can
T- Because I hate school
U- Because I was drunk
V- Because I wanted to
W- Because it calms me
X- Because I like brownies
Y- Because I like to spoon
Z- Because I need to masturbate

Okay, so what do you get? If you don't mind, please let me (and the whole bloggosphere) know! Kekkekekek...