Tentang Senyum

Sudah beberapa saat lamanya saya ingin mengirimkan pesan pada seorang teman: "Kamu tahu, kamu manis. Tapi kenapa kamu jarang tampak tersenyum dalam gambar-gambarmu? (Termasuk ketika kamu sedang bersama dengan gadis-gadis cantik kekasihmu, yang selalu tersenyum lebar menatap kamera, seakan ingin membagikan kebahagiaan mereka pada dunia). Padahal kamu punya senyum yang manis dan menyenangkan. Ayo, lebih banyak senyum!"

Tapi saya khawatir bila saya melontarkan kata-kata tersebut padanya dia malah berusaha menebak-nebak apa yang sebenarnya saya maksud, dengan kecurigaan bahwa perempuan pada umumnya gemar menggunakan kata-kata bersayap sembari berharap lawan bicaranya dapat segera memahami maksudnya. Atau yang lebih parah lagi, menarik kesimpulan sepihak mengapa saya memberikan usulan demikian.

Di sisi lain, ada kemungkinan kesukaan memasang ekspresi yang cenderung serius di depan kamera justru karena yang bersangkutan merasa bahwa memang itulah sudut lihat yang paling baik. Saya tahu banyak pesohor maupun bukan pesohor yang selalu yakin bahwa mereka tampak lebih menarik dalam pose tertentu. Ada yang selalu menggerai rambutnya di sebelah kiri, ada yang hanya mau dipotret dari sebelah kanan... dan tentunya ada yang merasa tampak lebih berwibawa dengan raut serius, hehehehe...

Saya sendiri lebih suka dipotret dalam keadaan tersenyum atau tertawa. Dengan alasan yang sama: muka serius saya tidak fotogenik. Tapi saya juga meyakini, bahwa ekspresi ceria akan selalu dapat menyenangkan diri sendiri maupun orang lain. Mungkin kecuali musuh-musuh saya.

Lalu kenapa saya memasang foto Kate Hudson ini? Karena dia salah seorang perempuan dengan senyum dan tawa paling menawan. Dia menyadari itu, sehingga dalam hampir semua gambarnya dia tampil dengan pesona tawanya.

O ya, saya juga yakin bahwa ekspresi tawa akan selalu membuat seseorang kelihatan lebih menarik, walaupun tanpa gigi. Apalagi bila tawa itu tawa yang tulus dan riang.

Ayo senyum!