Aju Bijak yang moga-moga memang bijak,
Saya (30 sekian tahun), tergabung dalam sebuah forum dunia maya yang para anggotanya adalah penggemar makanan khas kota tertentu. Berawal dari pembicaraan bilateral antar beberapa perantauan di ibukota mengenai tempat-tempat yang menyediakan makanan tersebut (hampir) seenak di kota asal, kami kemudian sepakat untuk membentuk forum ini. Selain sebagai wadah tukar informasi mengenai restoran/warung/depot yang patut dicoba, juga sebagai ajang mempererat tali silaturahmi. Forum ini cepat berkembang, dan dalam beberapa bulan saja jumlah anggotanya meningkat pesat. Meskipun banyak yang kemudian menjadi anggota pasif, atau hanya sekali-sekali memberikan saran atau menulis berita, tapi jelas kawan kami bertambah.
Barangkali memang sifat dasar penduduk asal kota kami yang cepat akrab, meskipun usianya relatif baru, tapi percakapan dalam forum sudah sangat informal. Bahkan anggota yang tidak berasal dari kota kami pun langsung melebur di dalamnya. Meskipun belum pernah bertemu muka rasanya kami sudah sangat kenal satu sama lain, sehingga ketika kopi darat digelar pertama kali, kami seolah-olah sedang mengadakan reuni saja. Bagi saya sendiri, mereka sudah seperti keluarga, dan hal ini sedikit mengobati kerinduan saya pada kota asal saya.
Yang jadi persoalan adalah salah seorang anggota yang, menurut saya, berpotensi merusak kesolidan forum ini dengan perilakunya yang sering mau menang sendiri. Kalau ada yang melontarkan pernyataan yang membuatnya tersinggung, dia langsung ngambek dan menuliskan kata-kata tidak enak, mengancam mau undur dari forum, dan sebagainya. Padahal dia sendiri kerap mengeluarkan tulisan yang bagi saya seperti personal attack terhadap anggota lain. Walaupun mungkin baginya hal tersebut hanya candaan, saya tidak menganggapnya lucu.
Anehnya, perilaku demikian seolah-oleh diakomodasi saja oleh anggota forum yang lain. Saya pernah bermaksud untuk menegurnya secara pribadi, tapi dicegah oleh beberapa teman. Alasannya, acuhkan saja dia, toh yang bersangkutan tidak punya hubungan pekerjaan dengan yang lain yang dapat merugikan. (Kebetulan dia tidak pernah muncul dalam berbagai pertemuan anggota). Tapi begitu dia offline, langsung yang lain membicarakannya (tentu dengan nada negatif) .
Menurut Aju, bagaimana seharusnya saya menyikapi hal ini? Saya pikir, daripada kita semua ngerasani dia, lebih baik kita langsung bicara dengannya. Mungkin dengan demikian dia bisa memperbaiki tingkah lakunya yang sering menimbulkan rasa tidak nyaman pada saya dan teman-teman lain.
(X di Y)
Ananda X yang baik,
Dalam pandangan Aju, pertemanan di dunia maya mensyaratkan hal-hal yang dibutuhkan juga dalam dunia nyata, seperti toleransi, saling menghormati, dan sikap DEWASA. Apalagi dalam forum yang Ananda ikuti ini, yang Aju asumsikan usia para anggotanya kurang lebih sepantaran Ananda, walaupun memang usia tidak menjamin kedewasaan.
Menjawab pertanyaan Ananda di atas, pertama-tama Aju sarankan Ananda melakukan "riset" dulu, apakah rasa tidak nyaman Ananda ini dirasakan juga oleh banyak anggota yang lain. Seandainya hanya Ananda, tentu Ananda perlu melakukan introspeksi, kalau perlu membahasnya dengan teman-teman seforum yang Ananda percayai.
Namun sekiranya perasaan tidak nyaman itu melanda banyak anggota lain (kemungkinan inilah kasusnya, menilik dari tulisan Ananda mengenai rerasanan para anggota setelah si Duri Dalam Daging (DDD/3D) offline), Aju setuju bahwa sebaiknya yang bersangkutan diajak berbicara baik-baik. Bagaimana caranya, Aju serahkan kepada Ananda dan teman-teman Ananda yang lain, karena kalian tentunya lebih memahami karakternya. Ada kemungkinan dia tidak menyadari bahwa apa yang dilakukannya telah meresahkan sebagian anggota forum, sehingga bisa saja dia justru berterima kasih bahwa kalian telah mengingatkannya. Hanya saja, bila yang bersangkutan kurang dewasa, resikonya adalah dia tidak bisa menerima teguran teman-temannya. Untuk itu ada beberapa kemungkinan: dia hengkang dari forum, atau dia berupaya agar yang menegur yang keluar dari forum.
Bila hal terakhir yang terjadi, pilihan ada di tangan kalian: apakah kalian akan bertahan di forum tersebut dengan menebalkan mata dan telinga terhadap si 3D, atau kalian memutuskan untuk keluar saja dari forum itu, toh kalian dapat tetap berhubungan secara pribadi dengan anggota-anggotanya.
Selamat "berjuang", Ananda. Sekiranya telah ada keputusan yang diambil, barangkali Ananda berkenan membagi hasilnya dengan para pembaca kolom ini. Siapa tahu ada yang mengalami masalah serupa!
Kolom Aju Bijak: Duri Dalam Daging
Posted by caranita at Monday, October 23, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
4 comments:
ah eda kenapa juga kepanjangan DDG jadi Duri Dalam Daging. kagak terime ayeeee... DDG itu kan nama depan eke Drop Dead Gorgeous Nana hihihihi...
eh bukannya yang bikin forum asik tuh jenis yang trouble maker gitu yak? that way bener-bener jadi forum bukan sekedar ajang narsis nulis serba keren biar yang lain kagum. err forum itu sejenis ajang komunikasi kan? *wink*
Hahahha.. iyaaaaa...!!! Protes diterima! Tak ubah lagi tuh!
Wah..mendingan Bandeng Duri lunak pake sambel kecap yaa daripada Duri Dalam Daging jeng..hehehe..*yummmy*
Dalam pandangan Aju, pertemanan di dunia maya mensyaratkan hal-hal yang dibutuhkan juga dalam dunia nyata, seperti toleransi, saling menghormati, dan sikap DEWASA.
Aku mengamini pendapat Aju tsb di atas jeng. Walaupun hal-hal seperti itu lazim terjadi dan selalu jadi dinamika forum di dunia cyber maupun di dunia nyata. Tarik ulur cara menyikapi kasus begituan juga kadang menimbulkan polemik masing-masing lagi yaa. Jadi gimana sikap kita kalo kebetulan ada di tengah2 forum tadi? Kalo nurut aku kembali ke self concept kita sendirilah, berkompromi dgn aspirasi yg ada di forum dan tanpa harus melalukan pembunuhan karakter dgn si oknum yg bermasalah itu :) *piesss ahh*
Very vague post !!
I demand more clues and explanations !!
Post a Comment