Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar Dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!" (Markus 12:17).
Bukan, ini bukan ulasan agamis (meskipun mengutip isi Alkitab), apalagi tentang pajak (karena bagian ini bercerita mengenai jawaban Yesus kepada golongan Saduki yang mempertanyakan pendapat Yesus tentang kewajiban orang-orang Yahudi membayar cukai kepada penguasa Roma).
Tulisan ini terkait dengan kericuhan -- ijinkan saya menyebut demikian -- setelah sebuah blog friendster kedapatan menjiplak habis-habisan tulisan seorang celeblogger, ditambah sejumlah kecil post dari beberapa blogger lain. Benar juga kata seorang komentator: blog friendster itu bisa dianggap mirror site blog beken tersebut, hehehehe...
Karena kebetulan blog ini mendapat "kehormatan" menjadi satu dari beberapa blog yang isinya dikutip total (termasuk semua komentarnya!) oleh anggota friendster yang sepertinya rupawan itu, boleh dong saya ikut angkat bicara.
Pertama-tama, soal reaksi saya ketika mengetahui hal itu.
Maaf seribu maaf, saya kok tidak bisa berang, apalagi berangasan. Saya malah takjub, kok ya ada yang mau-maunya mengutip tulisan saya yang biasa-biasa saja itu. Saya geli karena yang bersangkutan memuat semua komentar terhadap tulisan dimaksud, dengan sedikit perubahan nama untuk menyesuaikan dengan "jatidiri" yang bersangkutan.
Saya bahkan merasa sedikit tersanjung, terlebih karena menyadari saya bukan tergolong celeblogger seperti Jeng Okke *pura-pura merendahkan diri sambil berharap-harap cemas ada yang memuji, hahahhaha...*.
Di pihak lain, peristiwa ini membuat saya berpikir-pikir tentang pengakuan atas sebuah karya cipta, apapun bentuknya.
Tentu, sayapun ingin produk saya diakui.
Namun harus diakui, sulit untuk mengklaim hal tersebut di ranah publik seperti blog dan cyber-media lain. Saya sendiri sering mengambil gambar, ikon, atau tulisan dari situs lain dan menempatkannya entah di blog saya ini atau di halaman friendster saya.
Mengikuti jalan pikiran Mas Tyo (saya menolak menyebutnya paman, supaya yang bersangkutan dan tentunya saya merasa selalu muda, hahahaha...), kalau saya benar-benar berpegang pada kesahihan sebuah karya cipta, selayaknyalah saya mengikuti prosedurnya: meminta ijin kepada pemiliknya yang sah, membayar royalti jika diharuskan, dan seterusnya.
Kenyataannya toh saya memuat lirik sebuah lagu, misalnya, tanpa pernah merasa harus menyurati penciptanya. Banyak gambar saya unggah di blog ini di luar pengetahuan pemiliknya, atau setidaknya pemilik situs yang gambarnya saya comot.
Oke, mungkin itu problem saya.
Sekarang, bagaimana dengan berbagai kata-kata bijak yang diteruskan dari satu email ke email lain? Tentu kita tidak asing lagi dengan serangkaian nasihat seperti "ketika satu pintu tertutup maka pintu lain terbuka", atau cerita-cerita untuk bahan renungan yang barangkali diambil dari Chicken Soup For The Soul dan semacamnya, yang kerap beredar di beragam milis. Kalau boleh jujur, kita hampir tidak pernah mempertanyakan siapa penciptanya kan? Dalam hal ini, jangankan royalti, pengakuan pun tidak kita pedulikan.
Apa yang dilakukan Monica Wijaya memang salah dan ngawur, dan Okke berhak untuk marah karena hampir semua konten blog friendster Monica berasal dari blog sepatu merahnya. Tapi barangkali peristiwa ini bisa mendorong kita untuk memikirkan bagaimana membuat koridor-koridor yang (dianggap) penting dan memuaskan kita semua di ranah maya.
Nah, uraian ini sebenarnya tidak ditujukan pada siapa-siapa. Lebih semacam refleksi bagi diri saya sendiri. O ya, perbuatan Jeng Monica itu juga akhirnya menjadi peringatan bagi saya untuk mencantumkan link sebuah haiku yang dibuat oleh Eda Cantik dan Pintar yang saya muat di friendster saya (walaupun sebelumnya saya sudah minta ijinnya). Jadi toh saya agak berterima kasih pada Monica untuk hal itu.
Mumpung dimulai dari ayat Alkitab *halah!*, saya ingin mengakhiri tulisan ini dengan ayat lain.
Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." (Yohanes 8:7).
Sekali lagi, ini hanya refleksi diri sendiri.
Berikan pada Kaisar hak miliknya
Posted by caranita at Tuesday, August 08, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
8 comments:
Ah, situ juga celeblogger (sekalian minta izin make istilahnya) kok. Paling nggak di blogroll gua :)
Ikutan ngutip ah...
For what shall it profit a man, if he shall gain the whole world, and lose his own soul? (Markus 8:36 -- tapi taunya pas nonton Caligula)
ahhh ulasan yang bagus ibu pendeta! *manggut-manggut*
rasanya di dunia ini sulit mendapatkan sesuatu yang 100% orisinalllll, cuman hal inipun tidak lalu menjustifikasi plagiarisme yang mentah-mentah. btw plagiarisme yang matang itu gimana? yang ngambil ide milik orang lain dibumbui ide sendiri hingga bahan utama tercampur baur hingga menciptakan rasa baru?
saya juga mau mengutip alkitab : segala sesuatu diperbolehkan."Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna." segala sesuatu diperbolehkan. "Benar, tapi bukan segala sesuatu membangun."
aih cantik dan pintar.. xixixix ayo ayo ada yang lagi cari calon istri cantik dan pintar ga? :p :p
eh lupa itu dari 1Kor10:23 :D
duoh...
mo baca serius sampe abis, ilfil pas ngeliat istilah itu deeehh.. itu ya tolong ya coba dicoba ya.
:P
Dodol Surodol: Ah.. tercapai juga agenda tersembunyi sayah.. dapet sebutan celeblogger, hihihi.. Tapi kayaknya ayat itu gak nyambung. Atw otak saya gak nyampe. (Eh, ini otak apa iman? Bener gak sih istilah "iman gak nyampe"?)
Eda Nana: Hayo, hayo.. katanya mo nulis soal plagiarisme matang. Iya, kamu lagi doyan nulis puisi2 yang susah dimengerti manusia fana, tapi kan bisa dilanjutin nanti? :p. Dooohh.. ayat Alkitab lagi? *gubrakkkkkk*
Okke: Kan sudah dibuat disclaimernya --> hidden agendaku? Coba liat jawabanku di atas, hihhi.. ojo ilfil2 ahhhh...
Segala sesuatu yang berkaki empat boleh di makan, kecuali meja...karena keras 1 Sondi 3 ayat 4 (kitab makanan).
sebenernya sih dalam hal ambil mengambil...(halah..) gue yang paling mengerti karena sebagian tulisan gue (sekarang) adalah hasil mengambil dari koran online.
Yang penting di sini adalah hal yang membangun yang bisa tersampaikan kepada khalayak yang kebetulan tidak membaca media tersebut tetapi (kebetulan) membaca tulisan saya.(setuju dengan nananias).
Apakah berguna ?? sampai batas dan rentang tertentu persepsi mengenai tulisan itu mengijinkan.
Wasalam,
PS: kok bukan kaya gue yang nulis yah ??
Emang nggak nyambung sih. Abis giman man, itu ayat pertama yang kepikir. Secara banget deh pokoke!
susah ya...Tuhan aja ga pernah buat hak cipta atas manusia dan isi semesta alam...tapi manusia justru berebut :(
Post a Comment