Nial

Halo Lenje, apa kabar? Kata si Tia lagi di NYC. Berapa lama? Udah pulang? - Nial-.

Sender: Nial Djuliarso
+1917***********

Iya, betul, Nial Djuliarso yang itu. Pianis jazz muda lulusan Berklee College dan Juilliard School, yang sempat tampil di Java Jazz, juga di North Sea Jazz Festival dan tempat-tempat prestisius lain seperti Kennedy Center di DC dan - tentunya - Carnegie Hall di New York.

Walau sudah beberapa kali mendengar namanya (saya bukan jazz aficionado), baru tahun lalu saya ketemu dia, waktu dia sedang main ke kota saya yang kecil untuk mengantarkan CD-nya ke boss saya. Saya agak kaget ketika bertukar sapa pertama kali dengan anak muda kurus pemalu dan sangat rendah hati itu. Saya sebelumnya membayangkan sosok yang akan tampil sangat percaya diri, mungkin menjurus arogan, acuh, dan menolak berbahasa Indonesia (seperti banyak - sedihnya- anak Indonesia yang menetap di Amerika sejak masa SMA). Hal yang mungkin akan saya maklumi saja, mengingat prestasinya.

Bukan cuma terhadap saya saja sikap manisnya diperlihatkan. Teman saya, seorang penggemar jazz yang sempat bercakap-cakap dengannya di Jakarta, memperoleh kesan yang sama. (Baca ceritanya di sini).

Kalau sedang latihan, Nial juga membiarkan dirinya direcoki orang lain, termasuk Tia, sang kepala biro kantor berita tapi tidak punya anak buah. Dia dengan senang hati akan mengiringi para pengganggu ini menyanyi seenak perut mereka. Untungnya, karena dia yang mengiringi, suara mereka menjadi sedikit lebih bagus dari aslinya *nyengir*.

Eh, eh, maaf ya, tulisan pertama setelah sekian lama ini isinya super ringan dan agak pamer. Maksud hati sih bukan begitu. Aslinya MEMANG mau pamer. Maklum, namanya juga orang medioker, kan ingin kelihatan lebih menonjol dong daripada yang benar-benar berbakat atau berkuasa, hehehe...

Aduh, teman-teman, saya kangen kalian semua! Habis ini saya singgah ke rumah maya kalian ya!