Tendaaaaaaangggggggggg!!!!!

Pop!

Namamu muncul di jendela cakap maya. Setelah berapa lama... seabad?

Aku ragu sejenak. Tapi kuputuskan untuk menyapamu dengan gaya pertukaran salam yang dulu selalu kita lakukan.

Tendaaaaaaaangggggggggg!!!!

Dan kamu menyambutnya. Aku sudah siap sebenarnya kalau terabaikan. Kita pun melanjutkan percakapan ini. Bagaimana kabarmu? Bagaimana kabar istrimu? Kamu sendiri bagaimana? Sudah menemukan pengganti Dasi Merah? (Sekali ini kamu menyebut julukannya dengan benar, tidak seperti dulu-dulu, yang kauganti seenakmu).

Ahahahhaha... kamu lebih kalem sekarang. Celaanmu tidak sefrontal dulu. Aku mengajukan dua hipotesis asal-asalan: 1) Kamu lebih bijaksana -- tampaknya TIDAK mungkin; 2) Kamu tidak mau calon bayimu "tertulah" (apa ya, padanan bahasa Indonesia yang pas untuk istilah itu?). Kamu, tentu saja, menegaskan yang pertama.

Tak lama, kamu pamit melanjutkan tugasmu. Dan kamu tulis begini:

"Take care yaaaaaaa... Aku tetap baca blogmu kok."

Kurang ajar kamu. Kamu bikin aku menangis saat itu. Tendaaaaaaaaaaanggggg!!!!!

0 comments: