Buat Rey

Duh, akhirnya kamu benar-benar pulang juga ya.

Waktu saya dengar bahwa kamu sudah menerima pemanggilan secara resmi beberapa bulan lalu (yang kamu sampaikan ke saya via telepon disertai embel-embel: "Aku mau kamu tahu dari aku..") saya sempat terhenyak. Dan menghitung-hitung lama waktu yang tersisa untuk bersama-sama mewujudkan berbagai rencana dan impian kita. Kursus dansa. Perjalanan ke Alaska. Piknik ke taman hiburan dengan berbagai wahana atraksi yang mendebarkan jantung. (Pssst.. kamu suka ya! Padahal - walaupun badan saya besar begini - saya takut pada ketinggian loh!).

Ternyata toh, sampai ketika saya memandang punggungmu yang menjauh menuju tempat burung besi raksasa yang akan membawamu kembali ke rumah, di antara orang-orang yang kamu cintai, tidak satu pun hal itu yang terlaksana.

Tapi saya bersyukur, bahwa dalam beberapa bulan ini saya diberi kesempatan untuk mengenalmu lebih dekat. Saya menemukan bahwa kamu adalah pribadi yang sangat hangat, penuh perhatian, dengan rasa humor tinggi yang mungkin sulit dilihat mereka yang baru pertama kali bertukar sapa denganmu.

Saya juga senang bahwa dalam bulan-bulan terakhir tugasmu di sini, banyak hal yang membahagiakanmu (walaupun diselingi semua kegiatan membungkus barang, menyelesaikan pekerjaan kantor dan tetek-bengek lain yang menyebalkan dan tidak terlalu tetek-bengek). Dan betapa tenteram saya menyaksikan wajahmu yang biasa teduh menenangkan, menjadi bersinar oleh refleksi rasa yang menguasai dirimu.

Walaupun banyak teman-teman kita di sekitar yang lain, Rey, tetap saja ada kekosongan yang belum terisi. Ah, kamu akan tetap menjadi bagian hidup saya. Juga semua hal yang telah kita lakukan bareng: melangkah ke kedai kopi waralaba tiap sore dan memesan hal yang sama (sampai yang melayani kita di sana sudah hapal!), kadang hanya sepesinggahan, kadang kita menghabiskan sejam lebih sambil bercakap-cakap; pesiar ke Shennandoah, menikmati pemandangan daun-daun musim gugur beragam warna, sambil berpikir bagaimana membuat alasan yang masuk akal mengenai kenapa saat itu -- Lebaran hari pertama! -- kita tidak berkunjung ke rumah atasan kita; memasuki setiap toko Ann Taylor yang tampak oleh kita; berlatih di pusat kebugaran gedung apartemen kita dan bersama-sama menghitung setiap masukan maupun keluaran kalori dari tubuh kita (yang hanya bertahan dua minggu karena kita selalu menemukan alasan untuk makan enak)... terlalu banyak untuk diingat satu persatu.

Saya yakin di manapun kamu berada, kamu akan selalu membawa keteduhan itu, yang memancar keluar dari kecantikan batinmu. Saya pasti memanjatkan doa untukmu, sebagaimana saya tahu kamu melakukannya juga untuk saya dan semua orang yang kamu kenal.

Dan saya tidak akan mengucapkan selamat jalan. Sampai ketemu lagi, Rey.

3 comments:

Sontoloyo said...

bye rei...hiks...hilang sudah penjahat karbohidrat buat ellen.Atau harusnya kamu bersyukur yah bisa lepas dari cengkraman ellen ??

hehhehehehehehehe....cheer up len, kan masih ada rey lain di situ (i hope).
makanya pulang ke Indo buruannn.. !!

Anonymous said...

Titip met tugas di kawasan PJmbn buat Rey ya jeng lenje, tetap semangat en berkarya terus... sapa tawu bisa ketemuan (n berburu program pelepasan karbo) di... NY (lho... ga nyambung? qeqeeqe...)
kan ada Mr. R, tho? mungkin temanku itu bisa jadi temen ngupi2 nrumpi2.... (udah padahal?....)

snt - the JSer frm NYC

Anonymous said...

Perasaan yang sama waktu kamu pergi dari Cengkareng Sis.....