Pemandangan Terindah

Teman saya duduk di bangku semen. Orang-orang lalu lalang di depannya.

Rambutnya kusut. Raut dan matanya kelelahan.

Anak-anaknya berlari mendekatinya sambil menyerukan panggilan mereka. Cesia, si bungsu yang cantik berumur dua tahun, langsung melingkarkan lengan-lengannya yang mungil ke leher ayahnya. Rama yang baru masuk TK ribut bercerita (tapi entah tentang apa).
Ibu mereka mendorong kereta Cesia dengan ekspresi khawatir, mungkin takut akan menerima ledakan amarah suaminya.

Sudah sejam lebih kami terpisah di antara kerumunan manusia yang bergegas pulang usai menyaksikan perayaan kembang api Hari Kemerdekaan negara ini. Sejam yang mencemaskan. Melelahkan.

Makhluk-makhluk ini memang seolah tidak kehabisan energi dengan bermain sendiri untuk mengusir kejenuhan mereka. Tapi pekikan gembira mereka ketika bertemu ayahnya kembali menyadarkan saya bahwa mereka sempat merasa kehilangan orang tercinta mereka itu.

Dan pemandangan itu, dua insan mungil yang bergayut di tubuh teman saya, teman saya memeluk mereka erat-erat dengan kelegaan meluap, menjadi salah satu pemandangan terindah yang pernah saya lihat.

2 comments:

Anonymous said...

jadi inget sekali waktu melihat mantan saya membuat muka lucu becandain my two puppies. so romantic and touching!

Sontoloyo said...

jadi inget waktu makan di resto jepang ada anak perempuan jepang yang sangat lucu lagi bercanda sama bonyoknya...
mereka pake bahasa jepang..tapi ekspresi mereka itu loh.....adeeem bener.