Indikator ekonomi: kesurupan?

Membaca situs dan mendengarkan program berita lewat streaming hari ini membuat saya terpingkal-pingkal sendiri. Rupanya terjadi beberapa peristiwa kesurupan, khususnya di Jawa Timur (apa di Surabaya ya? Kota kecintaan saya itu). Ada yang menimpa sejumlah murid sekolah, ada yang melanda para buruh pabrik besar, atau di tempat lain. Mungkin, saya tidak ingat. Disinyalir, katanya, karena di sekitar lokasi kejadian terdapat pemain-pemain kuda lumping.

Wah, saya tidak tahu apakah kesurupan seperti medan magnet: melanda suatu wilayah atau radius tertentu. Walaupun untuk kasus ini, katanya lagi, diduga karena para korban sedang "kosong", sehingga rupanya gampang dipenuhi roh-roh tak dikenal.

Saya bayangkan, hal-hal seperti ini bisa menyebabkan investor berpikir beberapa kali untuk menanamkan modal usaha di Indonesia. Sudah peraturan investasi agak berbelit dan memakan biaya gara-gara otonomi daerah, alam demokrasi membuat serikat pekerja lebih kuat dan banyak tuntutan (walaupun untuk yang ini sepertinya tak akan bisa dielakkan di manapun. Manusia kan aset perusahaan!), sekarang ditambah lagi fenomena kesurupan. Bayangkan saja bila proses produksi sedang tinggi-tingginya di siang hari, dengan kejaran target yang terus meningkat, tahu-tahu terpaksa dihentikan beberapa saat karena beberapa pekerjanya... kesurupan.

Bisa jadi setelah ini faktor-faktor tidak kasat mata harus dimasukkan dalam pertimbangan kegiatan ekonomi. Daya beli masyarakat, tingkat pertumbuhan domestik kotor, tingkat pendapatan per kapita, sampai tingkat stabilitas pemerintahan. Dan kini... apa ya? Frekuensi interaksi dengan dunia metafisik? Tapi bagaimana menghitungnya, ya?

Omong-omong, boleh juga alasan kesurupan ini untuk menghindari tugas, hehehe...

5 comments:

Anonymous said...

wah kalo cuman buat ngindarin kerjaan orang indonesia punya segudang alasan, kesurupan cuman salah satunya ahiehiehiehie....

kesurupan cukup ampuh sih karena rada ngga logis so cuek ajah gituh.. toh ngga bakal ada yang ngotak-atik namanya juga ngga logis, mo diapain lagi.

kebiasaan orang indonesia yang lain lagikah? ngeles dengan bersembunyi di balik alasan2 mistis tak logis?

Hedi said...

yg di pabrik besar di Malang, tetangganya Surabaya :D... di luar negeri ada ga ya kasus kesurupan ?

Boe said...

wah.. kalo dipake disini manjur nggak ya itu strategi? dua jam lagi ada ujian nih... :)

Sontoloyo said...

aturan mikirnya gimana kalau di semua sektor bukan hanya ekonomi sajah.
Presiden lagi pidato di atau membicarakan hutang negara dengan IMF tiba2 kesurupan.
Seorang jendral gara2 kesurupan menekan tombol peluncuran nuklir.
Seorang jaksa agung kasus korupsi kesurupan karena menerima suap..ck...ck...ck
bisa jadi ajang pencarian kebenaran kalau memang bisa dirasuki arwah ^_^

Apey said...

Jeng, emberrr tuh kesurupan masih bikin penasaran buatku. Maksudnya adalah jawaban2 yang diberikan tuh smpe detik ini blm memuaskan. Mosok iyo krn kelelahan..(kok sampe 30-an org bareng?)apa juga krn tidak imun secara religi (kok kenapa terjadi pada saat yang bersamaan). Trus cara menanggulangi atau mencegah gmana? Kenapa terjadi di tempat2 seperti sebuah sekolah SMA yg kesurupan muncul krn halamannya dibangun lap basket atau pabrik rokok yg pemiliknya baru saja masuk 500 org terkaya versi Forbes?? Sekali lagi kayak obrolan kita di YM tuh..lha masak investor juga kudu bawa tim penasihat spiritual utk berhubungan dgn hal2 supranatural kayak genee...*ehmm..investor yg anehh* :))