Tentang Lalu Lintas dan Efek Macet

Di tengah-tengah kemacetan 16th Street, pukul setengah tujuh malam...

Saya:
"Kenapa sih harus klakson melulu dari tadi?"

Renata: "Loh, bukannya di Jakarta kamu sudah sering diklaksonin?"

Saya: "Tapi ini kan bukan Jakarta! Orang-orang di sini harusnya lebih sopan! Masak dalam jangka waktu setahun mereka sudah semakin Jakartanis!"

*&%#@#)*#

Renata: "Eh, kurang ajar! Main belok saja tanpa lihat-lihat samping kanan dan belakangnya!"

Saya: "Di Jakarta kan sering juga..." (sambil senyum-senyum kecil).

Renata: (tatapan membunuh)


Diam beberapa saat.

Renata dan saya: Kita pulangnya kecepatan!

Renata dan saya: Wah! Bisa bersamaan begini kita bicara!


Diam lagi.

Saya: Ngopi aja yuk.

Renata: Ide bagus. Mana ada Starbucks di sini?

Saya: Ya balik lagi ke Dupont Circle.


Bertatapan sejenak.

Renata: Langsung lewat Rock Creek kalau begitu.

Saya: (membelokkan mobil).


Di Starbucks. Pelayan yang sudah sangat mengenal wajah kami langsung menyarankan, "One tall mocha and one tall macchiato?". Kami hanya nyengir lebar sambil mengangguk.

Renata: (berbisik) Dia sampai hapal begitu...

Saya: (tidak merasa perlu berbisik, lah wong kami bicara dalam Bahasa Indonesia) Ya jelas! Hampir tiap sore kita ke sini, dan pasti itu yang kita pesan.


Di meja kami, sambil memandang orang lalu lalang di balik jendela.

Renata: Kenapa juga tidak dari tadi tidak terpikir untuk ke sini? Malah pulang, sudah tahu kalau jam begini macet di mana-mana.

Saya: Karena kita sedang bego. Atau mungkin kita pikir kita di Nebraska, hihihi...


Catatan tambahan:

Tampaknya tanda-tanda ketuaan makin jelas. Dari sekian ratus tempat hiburan di DC dan sekitarnya, kami memilih kedai kopi yang hanya berjarak satu blok dari kantor, dan rela mengambil jalan memutar kembali. Lalu dari sekian banyak yang ditawarkan kedai tersebut, kami pasti mengambil pilihan yang itu-itu lagi. Tidak kreatif!

10 comments:

Anonymous said...

How I looooove a tall glass of macchiato too !!! (Is that for you or for your friend Renata ?) .. It has more than just a cup of espresso, vanilla and cream to me. Brings back some certain sweet memories ;-) *And no, it's not with this guy I am seeing at the moment ...*

Sunny said...

How much Starbucks pay u to secretly promote them in ur blog? Kikiki =))

My favorite's always white frappucino.

Okol said...

mine is plain cappucino....

Pojok Hablay said...

gak di starbuck (bete berat ama tempat itu), tapi slalu mesen hot baja di tempat itu, sampe sampe waktu harus cari tempat laen, bisa bengong selama bermenit menit untuk kembali ke tempat itu...

hehehe, kelakuan semua orang kayaknya :)

Anonymous said...

silverlines: then you're on renata's game, dear. I'm the mocca girl :).

girl: hahahaha.. they don't need it! the place (starbucks near my office) has become our sanctuary, either right after lunch, or at around 4-5 pm,=.

okol: hihihi... inget gak waktu di schiphol? udah berapa cangkir tuh kita minum, wakakkakakk... duh, jadi kangen pengen ngobrol dengan dirimu jengggg!!

melly: hot baja?*bengong* hm, walopun di sini gw hampir tiap hari ke starbucks (abis ini yg paling deket sih!!!), tapi kalo di indonesia tempat nongkrong gw adalah BAKUL KOFFIE. atw coffee beans & tea leaves lah. entah, di indo kok kayaknya starbucks.. ehm.. rada ngebosenin yah...

EVERYONE: how come we ended up talking about our fave shot at the "mermaid" coffee shop? kekekkeke...

Anonymous said...

it's not about being old... it's only about preference and conveniences.... old is a state of mind... if you keep telling yourself that you're old, then everybody will see you as an old person...

Sontoloyo said...

Well karena gue kaga minum kopi...apalagi di starbuck...gue cuman bisa komen...

Di mana-mana emang sering macet ye ?
minimal di sono kaga banjir tiap musim ujan (kecuali katarina).
dan...keliatannya elo lagi Blogging Frenzy yah len ?? ckk...ck...ck
selamat menulis

Anonymous said...

starbuck... suka dong..apalagi yang di sarinah - my favo caramel frappucino.

Anonymous said...

'ka: honey, i was exaggerating (as usual, hehehe..). thanks for reminding me, anyuway :)

sondi: dare to be different ya? (dari para komentator lain, maksudnya!). blogging frenzy? mungkin.

lia: sarinah lumayan lah tempatnya, tapi crowded-nya itu loh suka gak nahanin. favorit gw sih teuteup... bakoel koffie! (sayang gak ada di sini.. hiks...)

Dindajou said...

...*thinkin*....*more thinking*.... *sigh*... i dont think i have any favourite. but i like jasmine tea. tapi setelah dipikir2 lagi... dibeliin sama si teteh jasmine tea pun ternyata aku tidak terlalu maniak... hmmmm... what the hell does it imply? that my life is so flat that i dont have any fave shot???? who am i? adoohh... kok saya tiba-tiba jadi sedih... *mengenang kembali pembicaraan dengan teman baik dengan tema: kenapa saya tidak punya hobi*