Kartu Natal

On the second day of Christmas
My true love sent to me
Two turtle doves
And a partridge in a pear tree

Tiap kali melewati deretan kartu di swalayan tempat saya membeli keperluan sehari-hari, saya berhenti untuk mengamati gambar dan kata-katanya. Kartu-kartu seperti ini di Indonesia hanya dijual di tempat-tempat berpendingin dan penjaga toko yang mengamati kita dengan cermat begitu kita memasuki tempatnya bekerja, dan menyentuh barang-barang yang dipajang.

Menjelang Natal, kartu-kartu ucapan mendominasi gerai pasar swalayan dan toko buku, di samping berbagai produk lain yang dikemas menarik hati, mendorong para pembelanja menggesek kartu kredit mereka dan pusing memikirkan tagihannya pada bulan Januari:).

Sampai dengan sepuluh tahun lalu, kartu masih menjadi moda utama saya (dan saya kira teman-teman saya juga) untuk menghantarkan ucapan selamat maupun belasungkawa. Kartu dengan desain menarik disertai rangkaian kata puitis mengharu-biru, apalagi bila harganya terjangkau, sudah pasti akan menjadi pilihan utama. Mendekati hari-hari raya, kita akan rela ikut berdesakan di sekitar keranjang-keranjang besar yang memuat kartu-kartu ucapan, untuk bisa memperoleh kartu-kartu terbaik (tentunya yang memenuhi kriteria bagus dan murah, hehehe...).

Waktu SD, saya dan adik saya bahkan bersaing memperoleh kartu Natal dari keluarga dan teman-teman. Tentu, ada modal ada barang. Artinya, kalau sebelumnya kami rajin mengirim kartu Lebaran atau kartu Natal, maka biasanya kami akan memperoleh kartu balasan. Kompetisi konyol itu berhenti sejak kami duduk di bangku SMA.

Di jaman kuliah, karena saya harus mengatur sendiri pos pengeluaran untuk kartu ucapan, saya dan teman akrab saya berburu kartu murah di emperan toko sepanjang jalan Tunjungan. Harga yang lebih kurang 300-500 rupiah per kartu cukup bersahabat dengan kantong mahasiswa kala teh botol bisa didapatkan dengan 150 rupiah saja. Saya selalu tersenyum-senyum sendiri mengenang masa itu, masa-masa indah yang kadang ingin saya jalani kembali... walau saya tahu bahwa hidup harus berjalan terus...

Masalah kartu tidak berhenti pada memperolehnya saja -- kita harus memikirkan kata-kata yang akan diterakan di dalamnya. Saya tergolong mereka yang tidak suka menggrosir ucapan -- saya akan berusaha agar pada tiap kartu terdapat ucapan yang berbeda. Jaman pra-internet itu kurang memungkinkan saya untuk mencari contekan ungkapan indah dari Bluemountain, sehingga saya harus menghabiskan sedikitnya dua hari hanya untuk menuliskan ucapan selamat di semua kartu. Dan, entah kenapa, dengan berjalannya waktu, makin sedikit pula jumlah orang yang saya kirimi kartu sendiri -- biasanya tersisa keluarga, teman-teman terdekat, dan pacar tentunya.

Setelah komunikasi nirkabel menjadi pilihan utama, kepraktisan mendorong saya melakukan dan membiasakan apa yang tadinya saya hindari: produksi massa ucapan selamat. Saya cukup mengetikkan "Selamat Hari Raya Idul Fitri, Mohon Maaf Lahir dan Batin" atau "Selamat Natal! Waktu bagi-bagi kaastengels!" sekali, dan mengirimkannya pada 20 sampai 30 nomor. Kecuali teman-teman terdekat yang masih perlu saya telepon secara khusus untuk menyampaikan pesan sukacita itu. Kartu masih ada, tapi hanya untuk yang disematkan di kado Natal, dan itu berarti bisa dihitung dengan jari.

Sejujurnya, saya ingin kembali merasakan mencari kartu ucapan yang berbeda, berburu kartu murah tapi disertai semangat ingin mengungkapkan kegembiraan saya atau partisipasi saya dalam kegembiraan mereka yang merayakan Hari Raya itu. Tapi kok ya semakin malas saja saya, hehehehe... Dan akhirnya SMS menjadi pilihan utama. Bahkan Bluemountain atau Yahoo Card juga hampir-hampir tidak saya lirik lagi.

10 comments:

Sontoloyo said...

Christmas time
time to share our love


Minimal gue kasih tau beberapa orang bahwa gue menyayangi mereka (lewat kartu).

Record gue 30 kartu Natal,thats the most Christmas card i ever send in one year,dengan tulisan dan pesan yang customize untuk mereka pribadi.

Tapi sekarang udah pake SMS doang...grosiran lagi...tapi kata2nya memang harus tetap di pikirkan agar catchy.

Jarang pake hiasan2 ascii atau forwardan temen2...biasanya hasil karya gue sendiri kata2nya.

SELAMAT HARI NATAL , SEMOGA NATAL INI MEMBAWA KEDAMAIAN DAN HARAPAN UNTUK KITA DAN ORANG ORANG YANG KITA CINTAI

Pojok Hablay said...

aku masih terima kartu dan masih ngirim kartu, tapi taun ini bingung, sampe detik ini belum sempet ke toko2 acan...huaaaa

Anonymous said...

sondi & gita:
terima kasih banyak yaaa... merry christmas to you too!

melly:
kasusnya masih sama dengan gw!!! lagi bingung cari kartu, dan nyesel juga kemarin2 gak nitip kartu gambar batik dari indonesia...

Anonymous said...

merry xmas, girl

Apey said...

Merry x'mas lenje darling....dirayain sama siapa disana ? say my regards to your family ya jeng :)

Anonymous said...

Selamat berhari Natal Mb Ellen. May you have a wonderful and meaningful Christmas this year, God Willing. Very best regards from Melbourne.

Anonymous said...

'Ka: Thanks girl. Hope you have a wonderful one too!

Apey: Makasih, makasiiiiih jeng... kenapa ya Natal2 gini gw malah kangen sama Suroboyo!!!

Riyan: Thanks a lot, Riyan. Udah dapet berapa undangan Christmas BBQ?:P Di sini gw dapet White Christmas, horeeee... gak usah panas2an kayak di Melby, hehehehe...

Sunny said...

OMG. Saya hafal dan SENANG BANGET dengan lagu yang ada di intro tulisan ini. Pertama kali saya dengar dari DVD Barney punyak anak saya, langsung suka sampai sekarang. Kalau nggak salah, itu baitnya sampai the twelve day of Christmas kan, dinyanyikan dengan napas nyaris putus karena sambung menyambung, dengan kesempatan menarik napas hanya ada pada the fifth day of Christmas, dimana nadanya berganti jadi melengking tinggi: "Fiiiive golden riiiing!" Haha.

Oh, Ellen, kau membuatku ingin mendengar lagu itu lagi. Oya, sampai lupa mau bilang apa tadi. Anu, mau ngucapin selamat merayakan hari Natal, ya. Iya iya, betul itu, waktunya bagi2 kaastengels! Ditunggu ya? *wink wink*

Anonymous said...

"Cover" Girl :D, ini emang bagian dari The Twelve Days of Christmas. Tadinya sih saya pengen bikin semacam serial entries, menceritakan the magic of Christmas from my personal experience dengan background lagu itu (you know, mulai dari the first day... sampe on the twelfth day of christmas..). Hihihi.. jadi cerita deh. Tp belom tau apa cita2 ambisius itu bisa terlaksana :).

Anyway, thanks for the greetings. Happy New Year to you too.. and have a blasting holiday!

Anonymous said...

Merry Christmas to you, dear. May God bless you always!

Cheers!