Kado Natal

On the first day of Christmas
My true love sent to me
A partridge in a pear tree

Masa-masa menjelang Natal waktu kecil dulu selalu menyenangkan bagi saya, baik ketika menjalaninya maupun mengenangnya. Sepertinya satu-satunya masalah hanyalah kalau saya mendapat hadiah Natal yang kurang menggembirakan, hehehe... dan itu jarang sekali.

Karena tahu bahwa saya suka membaca dan menggambar (meskipun di usia empat tahun, emaq saya gambarkan secara menyedihkan dengan telinga Miki Tikus), hadiah-hadiah Natal yang saya terima pun tidak jauh-jauh dari setumpuk buku dan alat-alat gambar. Kalau dipikir-pikir, Natal saya kurang variatif, apa yang bakal saya dapat sebenarnya gampang ditebak. Tapi toh tetap mampu membuat saya menunggu-nunggu waktu merobek bungkusan dengan nama saya, di bawah pohon cemara sintetis dengan lampu warna-warni itu. (Hal serupa terjadi pada serial Scooby Doo yang selalu menampilkan hantu gadungan, namun kerap sukses membikin saya dan berjuta-juta anak lain berdebar-debar).

Buku-buku cerita dari Alkitab dengan ilustrasi atraktif adalah yang paling sering saya terima. Bila tidak salah ingat, selama beberapa tahun berturut-turut saya menerima buku-buku seperti itu dari nenek atau oom dan tante saya. Justru ibu sayalah yang lebih kreatif dengan memperkenalkan beragam cerita dari berbagai negara, atau menyelingkan hadiah dengan mainan.

Setelah dewasa, pemberian kado Natal lebih bersifat "fakultatif", artinya tidak setiap Natal terjadi acara ini, dan terkadang kado Natal hanya diberikan kepada orang tua. Tapi setiap hadiah yang saya terima selalu sesuatu yang baru, berbeda, dan membawa kesenangan tersendiri.

0 comments: