Selamat Jalan, Romo Paus

Akhirnya saat itu datang juga. Dihantar doa satu milyar penganut Katolik di seluruh dunia, dan mungkin berjuta umat kepercayaan lain -- termasuk keluarga saya -- Paus Yohanes Paulus II akhirnya berangkat menemui Sang Pencipta pada tanggal 2 April 2005, 09.37 waktu Roma.*) Kondisi tubuhnya yang memburuk serta spekulasi mengenai waktu kematiannya selama beberapa hari ini telah terus menerus memenuhi halaman muka surat-surat kabar dan televisi di seluruh dunia.

Lepas dari segala kekurangannya -- Paus juga manusia! -- kharismanya menembus batas negara, agama, dan isu. Beliau memiliki sikap yang tak tergoyahkan atas isu-isu tertentu (aborsi, homoseksualitas, peran wanita dalam ordonansi) yang dalam pandangan orang tidak sejalan lagi dengan realitas saat ini, dan bahkan seolah-olah mengingkari perjalanan waktu; namun beliau menyampaikannya dengan cara yang tidak ofensif. Dan citranya sebagai orang yang mengedepankan perdamaian, memberikan perhatian besar pada negara-negara berkembang, dan lebih membumikan Gereja Katolik, akan lebih diingat dibandingkan dengan kekolotannya. Paus Yohanes Paulus II akan juga diingat sehubungan dengan perannya dalam kemerosotan peran Uni Soviet menuju keruntuhan komunisme di Eropa Timur, perbaikan hubungan Gereja Katolik dengan institusi Yahudi dan Islam, perdamaian Argentina dan Chile, dan kritiknya terhadap globalisme.

Ijinkanlah saya mengaturkan doa bagi Bapa umat Katolik, dan figur yang dihormati seluruh dunia ini,

Domine Jesu Christe, Rex gloriae,
Libera animas defunctorum de poenis inferni, et de profundo lacu.
Libera eas de ore leonis, ne absorbeat eas tartarus, ne cadant in obscurum.
Hostias et preces tibi, Domine, laudis offerimus.
Tu suscipe pro animabus illis quarum hodie memoriam facimus.
Fac eas, Domine, de morte transire ad vitam, quam olim Abrahae promisisti, et semini eius

In nominae Patri, et Filii, et Spiritus Sancti. Amen.


----
*) Catatan: Suatu kebetulan yang masih mengherankan saya. Kira-kira pada jam kematian Paus sebagaimana diumumkan Vatikan, saya dan keluarga sedang mendoakan sang Paus. Bukan agar beliau disehatkan, tapi agar kehendak Tuhan yang berlaku baginya. Dan agar pekerjaan Tuhan yang diamanahkan kepadanya, yang telah dicoba dilakukannya melalui cara-cara yang dirasakannya terbaik, dapat diteruskan dan membawa kebaikan bagi seluruh umat manusia.

1 comments:

Anonymous said...

Selamat jalan Sri Paus. Saya menghormati Anda sepenuh hati. Semoga perdamaian tercipta di muka bumi ini.