Blog Archive

Christmas time!!!!!

Sudah dua tahun belakangan ini, sejak peristiwa pemboman beberapa gereja di malam Natal tahun 2000, gereja-gereja dijaga ketat oleh polisi dan tentara. Who knows, mungkin di daerah-daerah tertentu (penduduk/pengunjung mayoritas keturunan China) bahkan dikawal panser.

Memang rasa "aman" relatif lebih besar, karena ada dukungan dari berbagai pihak terhadap hak kami untuk beribadah dan memuji Tuhan, termasuk dari teman-teman di Muhammadiyah dan NU (?)

Tapi di sisi lain ini menyedihkan, karena Natal seolah-olah tidak lagi menjadi milestone perdamaian dan pendamaian.

Oleh sekelompok orang, Natal dijadikan lambang ketakutan. Ketakutan masyarakat Kristen akan keselamatan badan jasmaniah mereka (manusiawi, tapi sebenarnya menunjukkan bahwa sekali lagi, kita lebih takut pada manusia yang bisa membunuh daging daripada takut kepada Tuhan yang dapat membinasakan roh).

Ketakutan yang lain, adalah ketakutan yang publikasinya dimanipulasi. Misalnya berbagai gembar-gembor kristenisasi dengan pembagian supermie, dsb.

Dari pengalamanku selama 31 tahun menjadi orang Kristen, kami tidak membagikan kasih SEMATA-MATA untuk mengkristenkan orang. Kalau begitu, justru akan merendahkan kekristenan itu sendiri, karena eksesnya adalah: ketika seseorang atau sekelompok orang sudah dikristenkan, maka tugas kami sudah selesai.

Berbagi kasih adalah perintah Tuhan. Mengkristenkan orang, atau tepatnya membuat orang percaya pada Kristus, adalah bagian dari kasih, karena kami percaya bahwa keselamatan itu hanya ada pada Kristus. Tapi seandainya yang bersangkutan tidak bisa percaya, maka kami juga TIDAK BERHAK untuk memaksakannya. Itu sudah yurisdiksi Tuhan. Tapi keengganan orang itu untuk percaya TIDAK menjadi justifikasi bagi kami untuk menghentikan pembagian kasih kami kepada orang (-orang) itu. Sama seperti kami juga tidak berhak untuk mengerasi orang-orang yang berpaling dari Tuhan untuk berpindah ke kepercayaan lain.

Hanya Tuhanlah yang berhak menjadi hakim.

Memang sudah banyak yang sepakat bahwa penekanan pada perbedaan agama bukan berangkat dari semata2 perbedaan itu sendiri, melainkan dari upaya-upaya kelompok tertentu untuk memperoleh kekuasaan. Tapi bila upaya tersebut berhasil, tentu ada sebabnya. Kecemburuan sosial? Mungkin sudah saatnya kepada mereka yang mayoritas diperlihatkan saudara-saudara kami yang hidup di bawah garis kemiskinan...





0 comments: